Sabtu, 27 Agustus 2022

NASI KUNING DAN BAKWAN REFLEKSI KEGEMBIRAAN DAN KEBERSAMAAN



NASI KUNING DAN BAKWAN REFLEKSI KEGEMBIRAAN DALAM KEBERSAMAAN

        Nasi kuning tidak asing lagi ditelinga dan pandangan kita, bahkan sampai sudah melekat di hati. Jika mengingat nasi kuning maka yang terbayang adalah sebaug acara kegembiraan dan selamatan. Dulu ketika  saya masih  kecil jika ada nasi kuning maka ada acara selamatan/syukuran atas suatu kegembiraan. 
Nasi Kuningg adalah nasi yang dimasak dengan diberi bumbu dan pewarna kuning, disajikan dengan kelengkapan lauknya sesuai selera pembuatnya maupun selera pemesan (jika itu nasi kuning pesanan)
        Kesyukuran atas tercapainya suatu keinginan, keberhasilan maupun kegembiraan yang lainnya. Sederhana memang namun image yang tertanam bahwa nasi kuning maka ada kegembiraan dan kesyukuran dari orang yang membuatnya. 
        Seiring pergeseran zaman, saat ini nasi kuning tetap bisa kita dapatkan tiap hari di pedagang nasi kuning yang menjajakan dagangannya baik di pasar, di warung, restoran maupun secara online. 
Namun nilai sakral dari rasa kesyukuran masih tersisa karena masih banyak orang menggunakan nasi kuning sebagai sajiannya dalam upacara selamatan maupun syukuran.


        Bakwan makanan ringan dalam bentuk gorengan yang dibuat dari bahan campuran sayur dan tepung kemudian digoreng.  Makanan sederhana yang bahan pembuatannya yang mudah didapatkan serta murah meriah serta disukai orang dari semua kalangan dan tak pernah membosankan. 
Bakwan makanan yang menyatukan semua kalangan dalam satu rasa yakni rasa "suka" makan bakwan.

Akan lebih menarik dan nikmat lagi jika nasi kuning dan kelengkapannya ditambahkan lagi dengan bakwan. pasti akan semakin seru. 

        Nasi kuning dan bakwan 
        Disajikan secara bersamaan
        Menyatukan berbagai golongan
       Dalam satu kesatuan

        Kearifan Lokal Budaya kita
        Warisan nenek moyang yang perlu dijaga
        Oleh semua generasi muda
        Tanpa membedakan siapa, dari mana dan bagaimana

Secara sederahananya saya merasakan bahwa rasa syukur dan kebahagiaan tidak diukur dengan harga namun dapat dirasakan dalam kesederhanaan namun dalam kesatuan dan persatuan.

Pembelajaran persatuan dan Kesatuan dalam kesederhanaan.


28082022

Rohimah (Inaq Jihad) 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI Gelombang               : 28 Pertemuan ke            : 30 Tema                         : Upaya Penerbi...