Jumat, 17 Maret 2023

UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI





Gelombang               : 28
Pertemuan ke            : 30
Tema                         : Upaya Penerbitan Buku
Narasumber              : Mukminin, M.Pd
Moderator                :  Muliadi, S.Pd


Alhamdulillah, Tak terasa sampai juga ke pertemuan ke 30 di kelas menulis PGRI gelombang 28 ini. 

Menghadirkan narasumber bapak Mukminin M.Pd yang juga alimni KBMN gelombang 8. Beliau sudah memiliki banyak buku solo yang sudah terbit. Malam ini membagikan materi terkait upaya penulis untuk menerbitkan bukunya. seperti 

1.   55 Pantun Nasihat  th.2020 penerbit Kelompok Majas Bojonegoro. 

2. Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar.  Penerbit Kamila Press 2020. Merupakan buku terlaris. 

3. Kidung Hati ( Kamila Press Lamongan, 2021) 

4. LARON Kumpulan Puisi 2.0 ( KAMILA PRESS LAMONGAN, 2022) 

5. Nusantara Berpantun Antologi 65 Pantun Nasehat ( Kamila Press 2022). 

6. Dari Pengantar Jadi Buku ( Kamila Press 2022).

Didamping Moderator bapak Muliadi, M.Pd membuka sesi dengan Sebuah quote dari mujahid  mesir, Sayyid Qutb rasanya patut menjadi renungan dan menjadi motivasi buat kita 

                     "Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ribuan dan bahkan jutaan kepala

Maksud dari Sayyid Quth  tersebut untuk menjelaskan manfaat dari menulis buku.   tBanyak kita lihat betapa pengaruh  tulisan itu luar biasa besar dan luas. Lihat saja buku Ihya Ulumiddin karya Imam Alghazali, buku yang terbit lebih seribu tahun yang lalu itu hingga kini terus dibaca dan mempengaruhi orang.

Menerbitkan buku merupakan salah satu mata rantai dari aktivitas menulis. Tulisan yang tersimpan begitu saja, tidak diterbitkan tentu akan kurang pengaruhnya baik bagi diri si penulis maupun orang lain. Penulisnya tidak dikenal, sedangkan  ide dan gagasan si penulis pun tidak tersampaikan.

Pertemuan malam ini tema membahas tentang Penerbitan buku, pembahasannya lebih menukik lagi pada sisi bisnis atau usahanya. 

Menurut Narasumber ada lima tahapan cara menulis dan menerbitkan buku, yaitu sebagai berikut:

1.    Prawriting

a.    Tahap awal penulis mencari ide dengan peka terhadap sekitar (Pay attention)

b.    Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c.    Penulis banyak membaca buku

2.    Drafting

Penulis mulai membuat Draf (outline buku/ daftar isi buku) sesuai dengan apa yang disukai (pasion): artikel, cerpen, puisi, novel dll.

3.    Revisi

       Setelah naskah kita lakukan revisi naskah (tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan)

4.    Editing/Swasunting

      Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat sebelum masuk penerbit (PUEBBI).

5.    Publikasi

              Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

                   Narasumber memperkenalkan usaha penerbitan beliau.


Pada pertemuan ini narasumber juga menceritakan bagaimana perjalanannya mendapatkan ijin  atau sertifikat untuk memiliki usaha penerbitan dan kemudian mendaftarkan ke Perpusnas untuk dapat menerbitkan buku yang ber-ISBN. Sama seperti  usaha yang lainnya yang tak selamanya berjalan mulus, pasang surut usaha pun sempat dirasakan. Ketika bulan September 2022 pernah terjadi krisis ISBN, banyak penerbit Indie yang sudah lama tidak mendapatkan ISBN, karena beberapa permasalahan, yaitu membludaknya permintaan nomer buku ISBN, sehingga terjadi seleksi, buku-buku yang menulis bersama atau nubar pun akhirnya juga tidak dapat di ISBN-kan.

Ada beberapa kasus yang menjadi isu saat itu, yaitu:

1.    Buku yang mendapat ISBN ternyata tidak di cetak oleh penerbit.

2.    Ketika dicetak hanya dicetak 5 buku oleh penerbit.

3.    Bukunya hanya berisi kegiatan-kegiatan di sekolah-sekolah.

4.    Kemudian penerbit tidak menyetorkan 2 buku ke Perpusnas, karena ini merupakan syarat dari Perpusnas untuk penerbit yang mengajukan nomer ISBN.

5.    Aturan baru bahwa penerbit arus memiliki web berbayar, bukan blog gratis, berlaku untuk penerbit yang mengajukan nomer ISBN. Tetapi saat itu banyak penerbit yang hanya menggunakan blog untuk menjalankan usaha miliknya.


Berikut syarat-syarat mengajukan no. buku ber-ISBN:

1. Penerbit harus mempunyai Link berbayar

2. Buku yang diajukan no. ISBN harus dikirim lengkap ke Web Perpusnas :

a. Cover buku

b. Permohonan ISBN Buku ke Perpusnas Nasional oleh penanggung jawab penerbit (Direkturnya)

c. Surat Pernyataan Keaslian Karya bermaterei 10.000 dan ditandatangani penulis mengetahui penanggung jawab penerbit dengan stempel peberbit

d. Naskah buku yang sudah dilayout bentuk PDF lengkap atau utuh satu buku harus diberi   WATERMAK seperti ini dan nama judul buku dan penerbit.

           Jika ditolak oleh Perpusnas untuk penerbitan nomer ISBN maka akan dianjurkan unutk menggunakan QRCBN.

 Adapun syarat - syarat Penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN ada 2 yaitu :

1. Kirimkan naskah lengkap :

    - judul

    - kata pengantar

    - daftar isi, naskah

    - daftar isi

    - daftar pustaka

    - biodata penulis dengan fotonya dan  sinopsis.

 2. Ketik A5 ukuran 148x21 cm, spasi 1,15 ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm ,margin kiri 2 cm, atas 2 cm, bawah 2 cm, gunakan huruf arial,calibri, atau cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke nomor wa pak mukminin atau email gusmukminin@gmail.com

 

Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

  Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih  (termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).

 Minimal cetak 10 buku mulai 1 SEPTEMBER 2022.

 A. 60 halaman:

     # Cetak 10 buku/ eksp. =  645.000 + Ongkir

B. 70 hlm: 

     # Cetak 10 buku = 665.000 + Ongkir

C. 85 hlm :

      # Cetak 10 buku = 673.000 + Ongkir

D. 90 hlm:

     # Cetak 10 Buku = 728.000 + Ongkir

E. 100 hlm:

     # Cetak 10.Buku = 738.000 + Ongkir

F. 125 hlm:

     # Cetak 10 buku = 764.000 + Ongkir

G. 150 hlm=

      # Cetak 10 buku = 815.000 + Ongkir

H. 200 hlm:

     # Cetak 10 buku = 855.000 + Ongkir

I. 250 hlm:

     # Cetak 10 buku = 915.000 + Ongkir

J. 450 hlm.

     # Cetak 10 buku = 1.220.000 + Ongkir

K. 500 hlm.

     #Cetak 10 = 1.270.000 + Ongkir

#  SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT,

 

Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku  60 hlm       Harga  @  22.000

2.  Cetak buku  70-75  hlm harga   @  23.000

3.  Cetak buku  100 hlm.    Harga  @  25. 000

4.   Cetak buku 140 hlm     harga   @  30.000

5.   Cetak buku 150 hlm     Harga  @  31.000

6.   Cetak buku  250 hlm.   Harga  @  42.000

7.   Cetak buku  300 hlm.   Harga  @  47.000

8.   Cetak 320 hlm. Harga   @  48.000

9.   Cetak 340 hlm. Harga   @  50.000

10. Cetak 360 hlm. Harga   @  52.000

11. Cetak 380 hlm. Harga   @  55.000

12. Cetak 400 hlm. Harga   @  57.000

13. Cetak 420 hlm. Harga   @  59.000

14. Cetak 440 hlm. Harga   @  62.000

15. Cetak 480 hlm. Harga   @  65.000

16. Cetak 500 hlm. Harga   @  67.000

 PLUS ONGKIR!

 Kesimpulan dari moderator

Menerbitkan buku ber-ISBN tidak sulit yang penting penuhi syarat-syaratnya, terutama untuk karya solo

Untuk karya bersama atau antologi, ada pilihan QRCBN

 Membuka usaha penerbitan tidak perlu memiliki usaha percetakan sendiri, tetapi kita bisa bekerja sama dengan pemilik usaha percetakan. Membuat usaha penerbitan juga tidak perlu modal besar, yang penting cukup


Lombok Timur, 180323



Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI


Gelombang           :  28

Pertemuan ke        :  29

Tema                     : Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa

Narasumber           : Bambang Purwanto, S.Kom.Gr

Moderator              : Gina Septiani, S.Pd.M.Pd

Tak terasa malam ini adalah pertemuan ke 20 di KBMN gelombang 28. Menghadirkan pak Bambang Purwanto, S.Kom.Gr sebagi dan ibu Gina Septiani, S.Pd.M.Pd sebagai moderatornya.

    Di era digital ini blog sudah tak asing lagi. banyak sekalai manfaat blog sesuai dengan kepentingan pemilik blog. Pengalaman saya sendiri saat Awal mengenal blog ,pemahaman saya tentang blog mungkin hanya sebagai saranan untuk sekedar menulis atau menyimpan catatan perjalan atau hal hal penting lainnya. Akan tetapi pada malam ini saya dapat pemahaman jika blog juga dapat dipergunakan dan bermanfaat dalam membantu tugas kita sebagai guru. Narasumebr memberikan contoh blog beliau yang dijadikan tempat untuk menulis segala sesuatu terkait pendidikan. Blog tersebut yakni

Salah satu manfaat blog yang disampaikan oleh narasumber pada malam ini adalah fungsi blog sebagai media untiuk memendokumentasikan refleksi diri siswa. Apa itu refleksi ?

Refleksi diri merupakan proses kritis untuk mempertimbangkan pengalaman masa lalu, mengevaluasi tindakan dan hasil, serta memetakan rencana ke depan. Refleksi diri juga membantu seseorang untuk memahami nilai-nilai, keyakinan, dan motivasi yang mendorong perilaku. BAgi seorang guru refleksi sangat diperlukan untuk memahami peserta didiknya. Dengan memahami bagaimana peserta didiknya seorang guru dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Berikut adalah beberapa alasannya:

1. Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri

2. Membantu siswa memproses dan memahami pengalaman

3. Memberikan wadah untuk memperbaiki diri

4. Membantu siswa belajar dari kesalahan

5. Memberikan kesempatan untuk berbagi dengan orang lain

Berikut beberapa manfaat web, diantaranya:

1. Menunjukkan identitas digital (nasionalisme) dengan DOT ID (Indonesia),

2. Menunjukkan sebagai guru yang beradaptasi dengan era digital,

3. Dibiayai oleh sertifikasi, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada negara bahwa dana digunakan untuk mendukung kegiatan penujang guru, dan

4. Tempat menyimpan atau menyalurkan hobi menulis apapun.

5. Mengekspresikan diri secara bebas, memproses dan memahami pengalaman mereka, memperbaiki diri, belajar dari kesalahan, dan berbagi dengan orang lain.

 Karena menggunakan  blog, kegiatan ini dapat menjadi sarana yang sangat berharga bagi siswa untuk mengembangkan diri mereka. Jangan melihat media yang digunakan akan tetapi lihat bagaimana hasil dan proses yang dilakukan sehingga manfaat yang baik dan dan juga efektifitas refleksi diri melalui media blog. Seiring perkembangan digitalilsasi dalam 

Dalam penilaian refleksi diri yang bagus tidak bisa dilihat dari medianya, namun dari apa yang didapat dari kegiatan refleksi diri tersebut. Seberapa banyak refkeksi diri yang dilakukan, memberi dampak yang baik bagi guru maupun murid. Kini saatnya guru maupun murid membiasakan cara-cara yang melibatkan penggunaan teknologi. Perkembangan dunia  digital dalam dunia pendidikan memang perlu proses, tak perlu dipaksakan. Namun perlu pembiasaan memberdayakan sosial media, seperti blog misalnya. Agar pembelajaran era digital makin berkembang dan menyenangkan.

Selain iru guru dapat menimpan filenya deengan aman.



Senin, 13 Maret 2023

MENULIS BUKU AJAR

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI


Gelombang                :  28

Pertemuan ke             :  19

Tanggal                      :  20 Februari 2023

Tema                          : Menulis Buku Ajar

Narasumber               :  Dr Mudafiyatun Isriyah, M.Pd

Moderator                  : Mutmainnah


Seorang GURU akan berusaha memberikan yang terbaik buat peserta didiknya. Jika modul itu guru sendiri yang menyusunnya maka akan lebih mudah lagi bagi guru untuk mengajarkannya dan juga bisa disesuaikan dengan lingkungan peserta didik.

Berikut adalah materi yang disampaikan oleh bunda Dr. Mudafiatun:

Rangkuman materi pertemuan ini adalah: 

1. Bahan Ajar  VS  Buku Ajar

2. Pentingnya Buku Ajar dalam pembelajaran

3. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran

4. Cara Penulisan Buku Ajar

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

Yang pertama kita sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya komitmen.

 

Bagaimana bahan ajar vs buku ajar itu.

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.

2. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

3. Bahan Ajar Cetak: 

 Buku Teks, Buku Referensi, dan Monograf, 

a.    Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ  

b.    Panduan = Petunjuk = Pedoman,

c.    Atlas = Peta •Diagram = Poster   

d.    Brosur = Leaflet = Manual      

Bahan Ajar non-Cetak: 

a.    Internet = Web Based Courses = e-learning 

b.    CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer 

c.    Slide • Video / TV • Audio / Radio

Sedangkan Buku Ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar.

Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001).

Mengapa buku ajar penting dalam pembelajaran?

1. Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa.

2. Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru.

3. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja.

4. Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.

5. Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi.  

Penting juga untuk dipahami, mengapa buku ajar ini wajib diwujudkan oleh seorang guru.  Mengacu pada Trilogi Pembelajaran, yaitu: 1. Tujuan, 2. Strategi, dan 3. Penilaian.  Karena syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah Mahasiswa/siswa – Materi – Guru/Dosen. Beban belajar mahasiswa untuk 2 sks (SN-DIKTI, 2015): 2 sks = 340 menit. Kebutuhan bahan bacaan? Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya yaitu dengan menata buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang  diampu.

Selain itu apa keuntungan buku ajar bagi guru/dosen?

1. Promosi & Kenaikan Pangkat 

2. Mendapatkan insentif 

3. Finansial-Royalti

4. Eksistensi diri

5. Media Ekspresi

6. Branding Personal dan Institusi

7. Penguatan Keilmuan; dll. Eksistensi diri

Guru adalah sebagai agen Aktivitas Pembelajaran.  Capaian Pembelajaran? Guru adalah sebagai Peneliti dan Pembelajar.  Pengalaman dan Kurikulum sebagai pegangan kita dalam menulis buku ajar.  Guru membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) / Silabus.  Desain pembelajaran sebagai langkah awal untuk memulai.  Semua mata pelajaran yang didesain itu sama dengan outline calon buku kita.  Nah ini akan menghasilkan buku ajar, buku modul dan diktat.  Seorang guru juga sebagai Peneliti? maka akan menghasilkan buku referensi, monograf, artikel ilmiah, ini bahan untuk menjadi buku.

Sekarang kita bisa membedakan jenis-jenis buku ajar.

1. Buku Ajar, 2. Buku Modul, 3. Diktat, 4. Petunjuk Praktikum, 5. Naskah Tutorial.

Kalau Buku Hasil Penelitian/Pemikiran antara lain menghasilkan: 1. Buku Referensi, 2. Monograf.  Nah Buku Hasil Penelitian ini yang saya buat buku yang lalu sehingga sampai mendapatkan penghargaan terbaik 1 Perpusnas dengan tema Pendidikan Jarak Jauh.  Buku ini hasil penelitian menjadi buku referensi saya sajikan menjadi sebuah buku yang di dalamnya terdapat syarat dengan materi yang dibutuhkan oleh guru BK. Ini namanya buku bernovelty.

Bagaimana dengan Buku Ajar  VS Buku Teks?

Buku Ajar pada umumnya: 

1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mhs.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.

5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.

6. Selalu memberikan rangkuman. 

7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa

8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.

9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.

10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.

Buku Teks pada umumnya:

1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.

2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3. Disusun secara linier. 

4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).

5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.

6. Belum tentu ada rangkuman.

7. Materi buku teks sangat   

8. Dikemas untuk dijual secara umum.

9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai. 

10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.

Cara Penyusunan Buku Ajar

1. Penataan Informasi (compilation text).  Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun.

2. Pengemasan Kembali (information repackaging).  Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam RPS.

3. Menulis Sendiri (starting from scratch).  Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu.

Ada istilah: Prosedur Kompilasi.  

1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS. 

2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.  

3. Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.  

4. Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.

5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB. 

6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian  dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa). 

7. Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.

Prosedur Pengemasan Kembali Informasi

Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM) Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan:

Pertimbangan Penulisan Buku Ajar oleh Guru/Dosen (menulis sendiri) ??

Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu). 

Guru mempunyai kemampuan menulis. 

Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya. 

Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.

Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

1. Prinsip Relevansi

Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.

2. Prinsip Konsistensi/Keajegan

Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam.

3. Prinsip Kecukupan

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Sistematika Buku Ajar

Biasanya tergantung dari penerbit juga ya, tetapi kita sbg seorang guru juga memiliki kesiapan unt menata outline buku kita sendiri yaitu: 

1. BAB Pendahuluan

Penyajian

Penutup

Daftar Pustaka

Senarai (glossary).

Tinjauan Mata Pelajaran : Prakata  

a. Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa 

b. Identitas Mata Kuliah 

c. Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar 

d. Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa 

e. Capaian Pembelajaran Mata kuliah

2. BAB I 

Kemampuan Akhir 

Indikator 

Pendahuluan, terdiri dari: 

a.    Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab tersebut.  

b.    Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik atau manfaat bagi mereka.

Penyajian:     

1.      Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) dan diikuti dengan contoh-contoh. 

     - Pengklasifikasian tanaman

     - Ciri ciri hewan vertebrata

2.  Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi. 

      a.  Tugas dan Latihan yang dilakukan peserta didik setelah membaca uraian materi. 

b.   Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas.

3. BAB III Penutup

Penutup, terdiri dari:   

a.      Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan Akhir. 

b.      Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes). 

c.      Tindak lanjut.

Diperlukan juga: Daftar Pustaka

Senarai, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan. 

Daftar Index (jika diperlukan).

Banyak sekali materi yang kita dapatkan pada pertemuan ini. Terima kasih kepada narasumber dan moderator hebatkira.


Tetap semangat..

Salam Literasi




 




KIAT JITU MEMPROMOSIKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI


Gelombang               : 28
Pertemuan ke            : 28
Tema                         : Teknik Promosi Buku
Narasumber               : Akbar Zainudin, MM,MNE
Moderator                  : Sim Chung Wei

Pertemuan kali ini dengan Moderator hebat Koko Sim menghadirkan seorang motivator yang menghasilkan buku buku motivasi salah satunya adalah buku motivasi yang berjudul "The Power of Man Jadda Wajada."
 
Di sini saya akan merangkum dan menulis ulang materi dan penjelasan beliau  sebagi berikut.  

A.  APA ITU PROMOSI BUKU

Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli. 


B. MENGAPA PROMOSI BUKU ITU PENTING

Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita.

Beberapa tujuan dari promosi buku adalah:

1.    Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.

2.    Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.

3.    Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.

4.    Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.

 

C.   TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU.

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.

1.      LAUNCHING BUKU.

Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial.

2.      BEDAH BUKU.

Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

 

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

3.       SEMINAR ATAU PELATIHAN

Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

4. MEMBANGUN KOMUNITAS

Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.                     

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.

Saya sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komu…

5.   MEMBANGUN JARINGAN RESELLER

Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.

      6.      JUALAN DI MARKETPLACE

Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

7.  MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL (Medsos) untuk promosi buku.

Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.

Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.                       

Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.



Salam 




Lombok Timur, 13032023

  

 


UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI Gelombang               : 28 Pertemuan ke            : 30 Tema                         : Upaya Penerbi...