Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28
Gelombang : 28
Pertemuan ke : 13
Tanggal : 6 Februari 2023
Tema : Kaidah Pantun
Narasumber : Miftahul Hadi, S.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf, M.Pd
Tangan tak lepas jalannya dituntun
Bak Srikandi dengan busurnya
Pertemuan ke tiga belas belajar pantun
Pak Miftahul Hadi Narasumbernya
Pergi ke pesta berbaju katun
Lepas di kamar baju kotornya
Sesi dibuka dengan berpantun
Dibalas pak Damar moderatornya
Sosok narasumber malam ini Bapak Miftahul Hadi, S.Pd yang menjadi narasumber malam
ini merupakan seorang guru di SDN Raji 1 Demak, Provinsi Jawa Tengah. Beliau
juga merupakan alumni BM 17. Beliau menyampaikan bahwa salah satu kekayaan seni
verbal Indonesia adalah pantun. Terbukti hampir di seluruh Indonesia mengenalnya
meski dengan sebutan yang berbeda.
Pantun merupakan rangkaian kata yang indah seringkali pantun
digunakan pada saat membuka acara ataupun menutup acara yang juga diakui oleh
UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda
pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the
Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis
(17/12/2020)
Jika didaerah asalnya yakni masyarakat Melayu maka di
wilayah Melayu Minangkabau di sebut dengan istilah “panutun”, di riau dikenal
denagn istilah “tunjuk ajar” di Jawa, pantun
disebut parikan, di daerah kami pun di Lombok dikenal dengan istilah “lelakaq”.
Narasumber juga membagikan kami pemahaman tentang pantun, jika
ditinjau dari sudut bahasanya kita dapatkan uraiannya sebagi berikut. Pantun
menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja,
2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun.
Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019).
Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal
kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”,
oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika
(Mu’jizah, 2019).
Dalam kehidupan sehari hari, pantun kita dengar dibacakan
dalam benyak kegiatan antara lain.
1.
Sebagai
Alat komunikasi sehari-hari,
2. dipergunakan dalam Sambutan dalam pidato
3. Dipergunakan unruk mengungkaplkan perasaan
4. Dipakai sebagai lirik lagu
5. dalam kegiatan Ceramah/dakwah
Untuk lebih
memahami tentang pantun maka kita perlu mengetahui bagaimanakah ciri ciri Pantun?
1. Satu bait terdiri dari 4 baris
2. Satu baris terdiri dari empat sampai lima kata
3. Satu baris terdiri dari delapan sampai dua belas kata
4. Baris pertama dan kedua di
sebut sampiran atau pembayang
5. Baris ketiga dan keempat
disebut isi atau maksud
Fungsi dari pantun
1.sebagai alat pemelihara bahasa,
pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur
berfikir.
2. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar
3. Secara sosial pantjn memiliki fungsi pergaulan yang kuat
4. Pantun mwnunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir.dan bermain kata
5. Pantun sebagai alat penguat
pesan
Saat belajar menulis pantun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.
1. Pahami
kaidah/ ciri pantun
a.
b. Persajakan
dan rima dalam pantun
- Rima Akhir
- Rima
Tengah dan Akhir
- Rima awal,
tengah dan akhir
2. Menguasai perbendaharaan kata
3. Menulis isi pantun
4. Menulis sampiran pantun
08/02/2023