Rabu, 08 Februari 2023

BELAJAR PANTUN YOK..



Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28


Gelombang                  :  28
Pertemuan ke               :  13
Tanggal                        :  6 Februari 2023
Tema                            :  Kaidah Pantun
Narasumber                 :   Miftahul Hadi, S.Pd
Moderator                    :  Dail Ma'ruf, M.Pd


Tangan tak lepas jalannya dituntun

Bak Srikandi dengan busurnya

Pertemuan ke tiga belas belajar pantun

Pak Miftahul Hadi Narasumbernya


Pergi ke pesta berbaju katun

Lepas di kamar baju kotornya

Sesi dibuka dengan berpantun

Dibalas pak Damar moderatornya

Sosok narasumber malam ini Bapak Miftahul Hadi, S.Pd yang menjadi narasumber malam ini merupakan seorang guru di SDN Raji 1 Demak, Provinsi Jawa Tengah. Beliau juga merupakan alumni BM 17. Beliau menyampaikan bahwa salah satu kekayaan seni verbal Indonesia adalah pantun. Terbukti hampir di seluruh Indonesia mengenalnya meski dengan sebutan yang berbeda.

Pantun merupakan rangkaian kata yang indah seringkali pantun digunakan pada saat membuka acara ataupun menutup acara yang juga diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)

Jika didaerah asalnya yakni masyarakat Melayu maka di wilayah Melayu Minangkabau di sebut dengan istilah “panutun”, di riau dikenal denagn istilah “tunjuk ajar” di  Jawa, pantun disebut parikan, di daerah kami pun di Lombok dikenal dengan istilah “lelakaq”.

Narasumber juga membagikan kami pemahaman tentang pantun, jika ditinjau dari sudut bahasanya kita dapatkan uraiannya sebagi berikut. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).





 


 

Dalam kehidupan sehari hari, pantun kita dengar dibacakan dalam benyak kegiatan antara lain.

1.    Sebagai  Alat komunikasi sehari-hari,

2. dipergunakan dalam Sambutan dalam pidato

3. Dipergunakan unruk mengungkaplkan perasaan

4. Dipakai sebagai lirik lagu

5. dalam kegiatan Ceramah/dakwah

 

Untuk lebih memahami tentang pantun maka kita perlu mengetahui bagaimanakah ciri ciri Pantun?

1. Satu bait terdiri dari 4 baris

2. Satu baris terdiri dari empat sampai lima kata

3. Satu baris terdiri dari delapan sampai dua belas kata

4. Baris pertama dan kedua di sebut sampiran atau pembayang

5. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

 

Fungsi dari pantun

1.sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.

2. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar

3. Secara sosial pantjn memiliki fungsi pergaulan yang kuat

4. Pantun mwnunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir.dan bermain kata

5. Pantun sebagai alat penguat pesan

 

 

Saat belajar menulis pantun ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.

 

1.    Pahami kaidah/ ciri pantun

a.  


b. Persajakan dan rima dalam pantun

- Rima Akhir

- Rima Tengah dan Akhir

- Rima awal, tengah dan akhir

2. Menguasai perbendaharaan kata

3. Menulis isi pantun

4. Menulis sampiran pantun



08/02/2023



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI Gelombang               : 28 Pertemuan ke            : 30 Tema                         : Upaya Penerbi...