Selasa, 10 Januari 2023

SELAMAT TINGGAL KANTOR

 



Oktober 2022, pertama kali dia melangkahkan kaki ke sekolah kami. 
Awalnya kesan pertama saat berbicara dengannya, dia komunikatif, lancar berbicara dan memang kelihatan jika di adalah anak yang cerdas. Namun permasalahan mulai terasa keesokan harinya saat dia akan masuk ke kelas.

Hari pertama masuk kelas, ditunggui orang tuanya dia menangis sejadi jadinya , tidak mau ditinggalkan. Hingga kami menyerah dengan pertimbangan jika dia belum siap di sekolah yang baru. Hari berikutnya masih tetap seperti itu hingga satu minggu sampai segala macam upaya kami ciptakan untuk membuatnya mau masuk kelas. Ternyata...belum mempan. Kelas merupakan hal yang menakutkan baginya. Entah apa yang pernah dia alami sehingga begitu takut jika melihat kelas maupun peserta didik yang lainnya.

Pekan ke dua.. Kami berusaha berkomunikasi dari hati ke hati dengannya. Dia bersedia sekolah tapi dengan syarat belajarnya tidak di kelas melainkan di ruang kepala sekolah dan harus tertutup rapat. 
Deal... Kesepakatan antara saya sebagai kepala sekolah dengannya sudah kami sepakati berdua. Dia boleh belajar di ruangan saya dengan semua persayaratan yang diajukan asal dia mau sekolah.

hari berganti hari tak terasa sudah satu bulan dia belajar di ruangan saya dengan kondisi pintu dan jendela harus ditutup, Alhamdulillah dalam satu bulan tersebut sudah bertambah orang yang dia mau diajak berbicara. Saya, wali kelasnya, operator sekolah dan semua bapak ibu guru serta beberapa orang temannya yang secara bergiliran kami mintai kesediaannya untuk belajar bersamanya. 
Bulan kedua sudah mau beralih tempat belajar. dari ruang kepala sekolah pindah ke ruang kerja guru yang nyambung jadi satu dengan kelasnya tinggal menyibak gorden pembatasnya saja. 

Alhamdulillah perkembangannya semakin bagus. Ketakutannya untuk ke sekolah sedikit demi sedikit mulai berkurang. Temannya pun mulai banyak yang dia terima. Ruangan belajar yang tertutup rapat lama kelamaan mulai agak longgar. Ketakutannya sedikit demi sedikit berkurang.

Suatu hari saya nekat membawanya jalan ke hutan kota. Hanya berdua. Masyaa Allah bahagianya melihatnya berlari dan mengeksplor tanaman dan hewan yang ada di hutan kota. Rasanya lepas. Imajinasinya jalan. hayalannya tentang dinosaurus dan impiannya menjadi seorang palaentolog semakin kuat. Melihat beberapa hewan hewan kecil di hutan kota membuat imajinasinya semakin jalan. Rasa penasaran dan haus akan ilmu semakin jelas kelihatan pada raiut wajahnya. 

Sepulang dari huran kota besoknya semakin terbuka dengan teman temannya. Meski begitu kami belum berani memaksalan kehendak kami kepadanya agar mau masuk kelas. Kami menunggu kesadarannya. menanamkan pemahaman kepadanya secara perlahan. Juga teman temannya yang care padanya.
Hingga semester 2 pekan kedua, doa impian dan harapan kami terwujud. Anak sholeh cerdas kami akhirnya mau dan berani masuk kelas. Belajar bersama dengan teman temannya. 
Genap dua bulan sjeka kepindahannya ke sekolah kami. 

Usaha, doa dan perhatian telah menghilangkan ketakutannya akan kelas dan khalayak ramai.

Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT melihat perkembangannya. 
dan saat dia dengan bangga berucap "Selamat Tinggal Kantor, sekarang adek Mau belajar bersama teman teman di kelas. "

Selamat sayang.. 
Dirimu telah berhasil melewati rintangan terberat melawan ketakutanmu. 

Love you. 

Kami semua mendukungmu.

kami semua menyayangimu. 

jangan takut lagi yaa....


Kebahagiaan seorang guru kala melihat peserta didiknya berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI Gelombang               : 28 Pertemuan ke            : 30 Tema                         : Upaya Penerbi...