Rabu, 18 Januari 2023

MENGENANG PERMAINANKU DI ZAMAN DULU (NYIRU NYIRUAN)

 

Mengingat kembali masa masa saat aku masih bocah. Masa bermain bebas di alam dengan kreatifitas yang juga tak lepas dari alam. Tumbuh bersama dengan saudara sepupu yang sebagian besar anak laki laki tak menghalangiku untuk ikut bermain dengan mereka. Mengingat Kembali bagaimana kami bermain bersama, segala permainan bocah di masa itu. Mengingat kembali permainan yang sering manjadi permainan di masa kecil saya sepulang sekolah disekitaran tahun 80-90an.

 Pada masa itu saya inget permainan itu disebut dengan nama nyiru nyiruan. Mungkin karena saat bermain pemainnya berputar seperti orang yang memutar nyiru (tampah) yang disebut dengan istilah Nyede. (Zaman dulu setelah padi ditumbuk untuk memisahkan beras yang sudah bersih dengan yang masih dengan kulitnya yang dalam Bahasa sasak di sebut etaq (bulir padi yang harus ditumbuk ulang untuk memisahkannya dengan kulit/sekam agar menjadi beras)

Kembali ke permainan ini, permainan yang biasanya dimainkan di waktu sore atau malam saat bulan purnama memiliki beberapa ketentuan meski tidak ada ketetapan secara baku.

a. Peralatan. 

    Permainan ini memerlukan sebuah alat yakni berupa batu yang agak bulat yang akan dijadikan                 sebagai tumpuan potaran (tromol pada roda) . Tumpuan ini biasanya memakai  batu atau benda                bulat lainnya yang penting nyaman di kaki, tidak melukai. 

       b.  Lokasi Permainan

            Meski tidak harus tapi diopayakan jangan di tempat yang lantainya kasar agar saat permain                      terjatuh tidak menjadikan benturan sehingga mencederai. Kala itu tempat yang sering dipakai                  bermain biasanya di lapangan berumput, sawah yang baru panen padinya dengan pertimbangan                banyak jerami atau tanah yang tidak terlalu keras.

       c.  Jumlah Pemain.

           Tidak ada ketetapan berapa jumlah maksimal pemain akan tetapi untuk jumlah minimal ada 8                  orang yang dibagi menjadi 2 regu satu yang berdiri dan satu yang duduk. untuk penentuan regu                tergantung kesepakatan apakah dipilih langsung atau melalui suit (diundi)

       d. Cara bermain

           Setelah siap tumpuan dan pembagian regu maka permainan bisa dimulai.

           1. Letakkan tumpuan ditengah lapangan/ arena permainan

            2. Regu yang duduk mengambil posisi duduk selomjor dengan posisi kaki lurus menumpu pada                  batu tumpuan seperti posisi jari jari pada roda sepeda. Sementara regu yang berdiri berada di                     antara  dua pemain yang duduk Menggandeng tangan mereka dengan kuat. 

            3. Permainan dimulai saat peserta/regu yang berdiri mulai berjalan berputar sambil memegang tangan yang duduk. Maka kegiatan mereka akan tampak seperti roda yang berputar. semakin lama putaran semakin kuat dan semakin kuat putarannya semakin ringan dan berat beban (teman duduk) yang digandengan. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jika ada yang terlepas maka otomatis putaran akan terganggu dan pemain yang lain akan jatuh. Yang posisi duduk kakinya harus lulurs dan bertumpu pada tumpuan karena jika ada yang kurang kuat tumpuannya maka putaran juga akan terganggu. Jika putaran permainan terganggu/ rusak maka posisi diubah  yang duduk dapat giliran untuk berdiri dan sebaliknya yang berdiri mengambil posisi duduk.

Pelajaran yang dapat diambil.

a.  Permainan ini mengajarkan kekompakan dan kerja TIM. sesuai peran pada posisi masing masing.

b. Melatih kekuatan pisik

c. Permaianan sederhana tanpa biaya yang mahal.

d. Menghargai peran masing masing pada Tim, sehingga tidak ada si kuat maupun si lemah, yang ada adalah peran serta semua tim untuk keberlangsungan permainan.

Itulah sekelumit tentang permainan di masa kecilku. kreatifitas anak anak yang hidup dan bermain di alam. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UPAYA MENERBITKAN BUKU

 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI Gelombang               : 28 Pertemuan ke            : 30 Tema                         : Upaya Penerbi...